Apakah Pertanian Organik Lebih Baik Untuk Anda Daripada Pertanian Non-Organik? Ini Jawabannya
DOI:
https://doi.org/10.25110/arqvet.v19i2.2016.8741Resumo
Ini adalah pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh para pecinta hidroponik baik dari pelaku pertanian organik maupun anorganik akhir-akhir ini. Menanyakan apakah hidroponik adalah pertanian organik atau anorganik adalah pertanyaan yang salah, menurut Mitra Usaha Tani Pertanian , Dengan meningkatkan persaingan dan memanfaatkan karakteristik fitotoksik tanaman, pengelolaan gulma organik menekan gulma daripada menghilangkannya. Untuk mengelola gulma tanpa menggunakan herbisida sintetis, pertanian organik menggabungkan taktik budaya, biologi, mekanik, fisik, dan kimia. Makanan organik masih tumbuh lambat di Indonesia, menurut Prof Ali Khomsan.
Masalah ini bermula dari fakta bahwa makanan organik lebih mahal daripada makanan non-organik. Penyebabnya adalah karena hasil pangan organik masih buruk, sehingga harganya tidak bisa bersaing. Akibat tidak menggunakan pupuk dan tidak menggunakan benih khusus mengakibatkan rendahnya produktivitas.
Metodenya bertujuan untuk mencapai tujuan menurunkan polusi sambil menghindari penggunaan pupuk kimia, pestisida, antibiotik, hormon pertumbuhan, dan rekayasa genetika.
Hal ini terkait dengan dua sistem pertanian yang dianut selama ini, yaitu pertanian anorganik dan pertanian organik, dilihat dari cara pengelolaannya untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Saya akan mencoba menjelaskan kedua metode dalam istilah dasar sehingga kita dapat memutuskan sendiri sistem pertanian mana yang terbaik untuk kita.